Rabu, 23 Mei 2012

Lembar Cinta buat yang tersayangsebuah tulisan yang diposkan kembali dalam blog ini


LEMBAR CINTA BUAT YANG SAUDARA
(Surat ucapan  selamat menempuh hidup baru untuk saudaraku)

                                                                                                                        7 Juni 2007
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Selamat ya K’, di atas rasa syukur yang tak terhingga, satu lagi cinta terindah tlah K’ raih, setelah sekian lama kebimbangan dan pertimbangan langkah dalam memutuskan.
Mudah-mudahan cinta ini adalah satu cinta yang akan mengukuhkan eksistensi kehambaan kita di hadapan sang maha memiliki perbendaharaan cinta langit dan bumi.

K’, ketika K’ meminta mi untuk membuat tausiah/nasehat pernikahan untuk K’, mi tahu seindah apapun  rangkaian kata yang akan mi susun takkan lebih punya makna ketika kesendirian ini masih menjadi pakaian mi dan mi pun tahu sedalam apapun analisa kata mi tetap belum bisa dipegang sebagai hikmah.
Dunia K’ sekarang telah berada di dunia realita, dunia perwujudan konsep hidup yang selama ini masih menjadi permainan kata-kata dan masih berada dalam kerangka konsep imajinasi, bisa jadi semua sesuai dengan angan, bisa jadi melenceng dari apa yang dibayangkan.

Tapi… siapa takut beradu konsep tentang pernikahan dengan K’?
            Berbicara tentang pernikahan, menurut mi, kita berbicara tentang peran dua individu yang bersinergi dalam satu ikatan lahir batin, memiliki orientasi kukuh pada keredhaan dan kemuliaan hidup dunia dan akhirat.
Pernikahan adalah satu payung cinta yang menaungi sucinya perasaan dua insan yang mengharapkan bersih dan lurusnya setiap pemenuhan keinginan yang lahir dari naluri dasar manusia sebagai makhluk personal dan sosial.
Pernikahan adalah satu fase pendewasaan individu yang penuh hikmah, karena pernikahan adalah menyatu dan meleburnya dua manusia yang berlainan jenis, berlainan pandangan, berlainan karakter dan mungkin berlainan konsep hidup, sehingga dalam membinanya memerlukan usaha penetrasi ( penyesuaian ) yang panjang dan terkadang sangat melelahkan, jika unsur keikhlasan tidak ditanam dari awal dan tidak meredam unsur keegoan yang menyertai potensi an-nasut manusia itu sendiri.

 Pernikahan memerlukan usaha penetrasi yang panjang?
Sepanjang penganalisaan mi terhadap pasangan suami-istri yang telah membina rumah tangga cukup lama, mereka mengakui untuk dapat mengerti dan memahami pasangan tidak bisa dalam waktu 1 hari atau seminggu/sebulan saja tapi membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan ada pasangan yang mengatakan seumur hiduppun kita harus terus berusaha untuk benar-benar memahami pasangan dan terus berusaha bagaimana tetap merasa satu dengan pasangan kita.
K’ mi tertarik dengan ulasan Anis Matta dalam serial cintanya di Tarbawi edisi 156, disana dia memaparkan tentang trik pengawetan cinta, dengan mengilustrasikan kepada hubungan cinta antara Zulaikha dan Yusuf atau antara Muhammad SAW dengan Khadiijah.
“Cinta Yusuf berkembang dari sekedar cinta syahwat menjadi cinta misi yang lebih spritual. Yang menjelaskan perubahan itu adalah respek.
Kita selalu respek dan menghargai orang-orang yang memiliki prinsip dan berkarakter.
Respek dan apresiasi adalah pekerjaan jiwa para pecinta. Setiap hubungan jangka panjang hanya bisa bertahan kalau ia dibangun dari respek dan apresiasi. Dan keterampilan inilah yang harus kita pelajari. Memahami, mengerti dan menghargai orang yang kita cintai hanya mungkin kita lakukan jika kita bisa memahami dan menghargai diri kita sendiri. Respek dan apresiasi kepada diri sendiri membuat kita mampu menghargai dan mengapresiasi orang lain. Tapi respek dan apresiasi itu lahir dari fakta bahwa memang ada “sesuatu” yang berharga yang kita miliki yang patut dan harus kita dan orang lain hargai. Fakta itu harus nyata. Karena respek dan apresiasi itu adalah respon jiwa yang natural terhadap sesuatu yang juga natural. Ini sesuatu yang tidak bisa dan tidak bagus untuk dipaksakan melalui apa yang kita sebut sebagai tradisi basa-basi.
Jadi respek dan apresiasi dibangun dari sebuah hubungan jangka panjang yang bersifat mutual; sebab hanya ketika dua orang yang sama-sama punya harga bertemu mereka bisa saling respek dan saling mengapresiasi. Respek dan apresiasi yang bersifat mutual itulah yang menjadi salah satu fondasi yang kokoh dari hubungan Muhammad SAW dengan Khadijah: dua nilai bertemu, dua harga bertemu, dua pecinta bertemu dan bravo; mereka menjadi legenda cinta yang abadi.”

Luar biasa kan K’?
Fakta, begitu banyak pasangan yang membubarkan diri hanya karena respek dan apresiasi ini tidak mereka kelola dengan baik. Mereka tidak menyadari disinilah letaknya kesejatian cinta dari pasangan mereka. Bila respek dan apresiasi telah menjadi pakaian mereka dalam membina rumah tangga, secara otomatis “tiada lagi yang senyaman dekat dengan pasangan, tiada lagi persinggahan yang lebih menyuguhkan ketenangan kecuali rumah yang ada senyum kekasih(istri/suami) di dalamnya, tiada sedamai dekat dengannya, tiada seindah senyumnya dan tiada hari yang ingin dilewati kecuali bersama dengannya.
Namun, respek dan apresiasi harus tetap berjalan di atas norma dan standar moral yang disepakati bersama. Agama, itulah standarnya. Karena respek dan apresiasi tetap tidak akan bertahan lama dan hanya akan menjadi pes pesan kosong dan kepalsuan belaka kalau peran agama tidak dijadikan standar dalam memberikan respek dan apresiasi terhadap pasangan. Karena orientasi suci jangka panjang dari pernikahan adalah “bercinta di dunia bercinta di akhirat, dalam pegangan tangan yang tetap erat”

K’, sekarang K’ hidup dengan seorang perempuan kan ?hehehe (bukan curiga K’)
Sekedar memberi informasi sama K (buka rahasia kali).Perempuan  tidak meminta  lebih dan tidak menuntut banyak terhadap pasangannya, hanya sebuah keinginan untuk dihargai, hanya sebuah keinginan untuk dimengerti, direspek dan diepresiasi oleh pasangannya, sehingga selain sebagai “hamba” untuk suaminya, mereka juga ingin dianggap partner/kawan/teman bicara atau sekedar didengar aspirasinya sebagai tanda ia exist di depan suaminya, tak lebih dari itu.
Jika itu K’pahami, mi jamin K’ akan mendapatkan seutuhnya dirinya. K’ akan dibuat tersanjung sebagai seorang suami, K akan memegang hatinya di depan dan di belakang hadirnya. K’ akan bisa menggenggam tangannya dalam kehangatan tanpa ada kekuatiran ia akan berpaling dari K’ seperti apapun keadaaan/kondisi hidup yang K’ hadapi.
Mi teringat tulisan Buya Hamka dalam tafsir al azhar, ketika mengomentari sebuah hadis yang berisi tentang “perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki”. Beliau tidak menafsirkan secara zahir tapi mengambil I’tibar dari tabi’at tulang rusuk itu sendiri. Lalu ia berwasiat pada laki-laki/yang memiliki anak perempuan. “peliharalah istri dan anak-anak perempuanmu, sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Tulang rusuk itu bengkok, jika engkau berusaha meluruskannya ia takkan lurus, tapi jika engkau biarkan, ia akan tetap bengkok” maka berpandai-pandailah  dengan mereka. Sentuh hati mereka, dekati mereka dengan cinta dan berwasiatlah kepada mereka dengan cara yang baik.
Salah satu ilustrasi yang diberikan oleh Buya; ketika seorang suami menghadapi masalah keuangan, ternyata si istri memiliki simpanan dari harta yang dicarinya sendiri/peninggalan orang tuanya, cobalah si suami tadi memaksa atau merampas harta/emas yang melingkar di lehernya, pasti si istri akan mempertahankan mati-matian, tapi jika si suami menghadapkan wajah muram dan belas kasihan kemudian membicarakannya dengan menampilkan wajah sedih, pasti seketika si istri akan mencopot semua barang/harta yang ia miliki bahkan hidupnya pun akan ia berikan untuk membantu suaminya.

Hebat….
Bahasa yang sangat sederhana, namun bisa membuat kita mengerti letak keunikkan dan karakter rahasia yang dimiliki perempuan.
Di sinilah kita mengerti, bahwa di balik kelemahannya ada beribu kekuatan. Di balik kelembutannya tersimpan sejuta ketegasan.
Satu  sisi ia disebut makhluk perasa yang selalu mengandalkan perasaan dalam memutuskan sesuatu, namun di sisi lain ia menyimpan segudang logika untuk terus bertahan ketika ada yang mengkhianati ketulusannya, ia sanggup memberikan maaf sebanyak kata maaf yang dipunya seluruh makhluk di bumi, namun taringnya akan siap  menerkam ketika ada yang melukai dan mengganggu existensinya.
Jika pemahaman ini dimiliki oleh setiap laki-laki, niscaya takkan ada perempuan-perempuan yang menyalahi kodrat mereka sendiri, takkan ada perempuan-perempuan pembangkang pada suaminya, takkan ada perempuan-perempuan panggilan yang menjual  kesucian “kemaluan”(maaf) mereka dengan tawaran kenikmatan dunia yang menyesatkan. Takkan ada perempuan-perempuan yang menganggap hidup mereka tak punya arti. Takkan ada perempuan-perempuan yang menganggap kemuliaan rahim mereka sebagai gadaian dosa mereka.
Namun sebaliknya yang ada hanyalah perempuan-perempuan yang memahami kemuliaan diri mereka, perempuan-perempuan yang menjadikan suami mereka “Tuhan” dalam kehidupan mereka, perempuan-perempuan yang mempersiapkan rahim mereka untuk melahirkan anak-anak yang qurrata ‘ayun.
Mereka itulah perempuan-perempuan yang membawa kedamaian bagi dunia, mereka itulah perempuan-perempuan pembangun peradaban, dan mereka itulah perempuan-perempuan yang akan membangun rumah untuk suami dan anak-anak mereka kelak di surga.
K’, maaf jangan salah mengerti y, bukan bermaksud untuk berpandangan berat sebelah, seolah perempuan saja yang wajib dimengerti, dipahami atau dicintai. Tidak,.
Perempuan sangat memahami ketergantungan mereka kepada laki-laki, karena laki-laki memiliki sesuatu yang tak dimiliki oleh perempuan. Mereka ada karena laki-laki sudah tercipta. Mereka juga tahu, laki-laki memiliki keunikan tersendiri yang membuat perempuan mempunyai gairah menjalani kehidupannya.
Tapi, maaf K’ mi belum mempunyai banyak literatur tentang “kaum K’” dan mi takut salah menganalisa, tapi satu yang mi pahami tentang mereka. Mereka lah yang membuat perempuan memiliki gelora cinta, mereka lah yang membuat hati selalu berbunga-bunga dan mereka lah pelindung, pengayom dan penenang yang didambakan di kejauhan diri perempuan. Di atas kebijaksanaan dan Hikmah mereka, istri dan anak-anaknya akan terselamatkan dari  beribu rintangan dunia yang fatamorgana.
Di samping beribu kelemahan yang ia punya, yang mi tahu. Mereka sangat lemah dan punya keterbatasan dalam mengendalikan diri mereka terhadap berbagai godaan, apalagi terkait dengan perempuan, dan mereka adalah satu dari makhluk Tuhan yang memiliki naluri ego yang tinggi.
Namun, hubungan laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang saling ketergantungan, saling membutuhkan, saling mencintai, saling menyayangi, saling mengasihi, saling, saling,saling dan saling lainnya.
Itulah sakralnya pernikahan. Yang melegalkan dan memberi izin sepenuhnya rasa itu direalisasikan.
Selamat y K’
Salam hangat dan salam kenalan untuk K’ Rina
Semoga Allah SWT segera menganugerahkan jundi-jundi kecil penyejuk hati yang akan menghangatkan jalinan kasih K’ berdua. Dan mudah-mudahan kehadiran mereka nanti akan menjadi perekat hubungan sejati K’ dengan Allah SWT.
Moga bisa menjadi Ayah dan Bunda yang baik, yang mampu menghantarkan mereka ke kehidupan mereka yang abadi.

Itu dulu y K’, maaf kalau ada yang tak berkenan, mohon maaf lahir batin. Tapi kalau berkenan, jadikan salah satu prasasti di album tulisan K’ y. hehehehe
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
                                                                                   YEMI WS                                          
sebuah tulisan yang didedikasikan buat seorang kakak yang akan mengarungi sebuah kehidupan berumah tangga.tahun 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar